Penampilan Simon Wright memelas, pakaiannya compang-camping dan lusuh. Ia duduk di trotoar depan Bank NatWest di Putney High Street, London. Di sampingnya ada anjingnya yang kurus, juga kantung tidur yang kotor. Tangan pria paro baya ini memegang kertas yang ditulis tangan "tunawisma". Mengharap belas kasihan.
Namun, para pejalan yang kasihan, yang memberikannya "sekadar" uang receh ngga tahu, kalau dari mengemis, Simon menghasilkan uang lebih dari 50.000 poundsterling atau Rp 754 juta tiap tahun.
Simon juga bukan gelandangan. Ia tinggal di sebuah flat mahal dan nyaman berharga 300 ribu poundsterling atau Rp 4,5 miliar di London Barat.
Namun, para pejalan yang kasihan, yang memberikannya "sekadar" uang receh ngga tahu, kalau dari mengemis, Simon menghasilkan uang lebih dari 50.000 poundsterling atau Rp 754 juta tiap tahun.
Simon juga bukan gelandangan. Ia tinggal di sebuah flat mahal dan nyaman berharga 300 ribu poundsterling atau Rp 4,5 miliar di London Barat.
Mengemis bagi dia bukan keterpaksaan, tapi pekerjaan. Saat hari berakhir, jelang malam, ia akan mengambil kertas yang ditulis tangan "tunawisma" dan kembali ke rumahnya yang nyaman.
Penduduk lokal mengatakan, Simon kerap menukarkan uang receh ke penjual lotre taruhan atau toko permainan. Sekali tukar, yang ia dapat sangat lumayan, antara 200 sampai 300 poundsterling atau Rp 3 juta sampai 4,5 juta.
Saat kedoknya terbongkar, pengadilan melarang Simon mengemis di mana pun di Kota London selama 2 tahun.
Jaksa publik, Oliver Strebel, yang membawa kasusnya ke pengadilan mengatakan, "Simon mendapatkan banyak uang saat mengemis."
"Ia menggunakan kertas yang mengatakan bahwa dia tunawisma. Orang-orang, yang tertipu, memberinya uang. Simon lalu mengambil uang dari gelas plastiknya dan menukarnya di penjual lotre dan tempat permainan," kata dia seperti dimuat Daily Mail, Kamis (6/6/2013).
Jaksa Oliver Strebel menambahkan, Simon hampir tiap hari mengemis. Dan itu dilakukannya selama 3 tahun belakangan.
Putney High Street di barat daya London, tempat Simon beroperasi, memang tempat menarik bagi pengemis. Ada 9 peminta-minta yang biasa menodongkan tangan di sana. Tapi, setelah penangkapan Simon, semua menghilang.
Terancam Bui
Selain larangan mengemis, Pengadilan Magistrates Wimbledon pada 14 Mei lalu juga memerintahkan Simon mengandangkan anjingnya, setelah peliharaannya dilaporkan mengingit setidaknya 1 orang.
Simon dikenakan Anti Social Behaviour Order (ASBO) hingga Mei 2015, semacam hukuman percobaan. Namun, sekali saja melanggar hukum, ia akan dikirim ke penjara, maksimal 5 tahun dan denda yang jumlahnya tak terbatas.
Juru bicara dewan keamanan masyarakat, Jonathan Cook mengatakan, semua orang yang bekerja, tinggal, atau berbelanja di Putney High Street akan lega mendengar sanksi yang dikenakan pada Simon.
"Ia biasa menargetkan orang yang baru mengambil uang di ATM. Jika targetnya tak memberikan uang, ia akan berlaku agresif dan kasar," tambah dia.
Perilaku Simon benar-benar tercela. "Apalagi nyatanya ia tinggal di flat nyaman di Fulham, sesuatu yang hanya bisa diimpi-impikan para korbannya, sangat menyakitkan."
Para korbannya yang akhirnya tahu siapa Simon, mengaku menyesal telah memberinya uang. "Aku sering memberinya uang selama bertahun-tahun. Mungkin jumlahnya sampai 20 poundsterling (Rp 300 ribu). Bisakah aku memintanya kembali?" kata Chris Faversham.
____
ngemis aja bisa punya Flat di kota london luar biasa akakakaka
No comments:
Post a Comment